“Good artist copy, the great one steal” (Steve Jobs)
Kedua anak saya, Sammy dan Tasya, kebingungan setengah mati dengan tugas sekolahnya soal entrepreneurship.
Mereka diharusnya menciptakan produk, menciptakan sesuatu yang baru, ber-inovasi.
Kebingungan kedua anak saya itu, sama dengan kebingunan ribuan orang yang bercita-cita menjadi entrepreneur. Apa lagi yang baru harus diciptakan ? Yang orang lain belum mengerjakannya? Yang belum ada di pasar?
Buat saya, inovasi merupakan esensi dari entrepreneurship. Hmmm… bukan cuma itu, inovasi adalah heart and soul sebuah perusahaan. Tanpa-nya sebuah perusahaan akan seperti tubuh tanpa jiwa.
Ber-inovasi merupakan keharusan. Dan tugas dan tanggung jawab-nya ada pada level pemimpin bisnis.
Saya menyederhanakan inovasi sebagai segala sesuatu yang bisa kita lakukan terhadap produk atau jasa sehingga menjadi lebih cepat (faster), lebih baik (better) atau lebih murah(cheaper). Faster, Better or Cheaper. Pilih salah satu, atau salah dua. Kalau bisa ketiga-tiga-nya, the world is yours.
Bagaimana caranya ?
Cari penderitaan yang ada di pasar, temukan cara lain yang bisa membuat penderitaan itu kita hilangkan.
Air Asia mendapatkan cara memanfaatkan kursi kosong yang ada dalam setiap flight-nya dengan dijual murah. Sehingga penumpang punya kesempatan terbang murah, dan Air Asia dapat mengisi penuh pesawat-pesawatnya. Kemudian secara tepat memposisikan dirinya dengan low cost airline. Air Asia secara cerdik berhasil mengatasi penderitaan ‘terbang mahal’. And now everyone can fly, demikian katanya.
Setiap pengusaha yang pernah mengajukan pinjaman ke bank, pasti merasa frustasi dengan lambatnya loan approval. Begitu ketatnya (??) bank melakukan verifikasi dan analisa, begitu jlimetnya proses pengambilan keputusan, tidak ada satu-pun bank yang berani mengklaim berapa lama sebuah pinjaman akan diputus. Approved or not approved ?
Kalau saja BPR Lestari berhasil mengatasi ‘penderitaan’ ini, membuat proses loan menjadi lebih sederhana, dan pengambilan keputusan yang cepat, dilain sisi tetap prudent, tetap hati-hati, dan kemudian mengkomunikasikan dengan baik “Kredit Enggak Pake Lama…” misalnya. Maka saya optimis, inovasi di proses agar lebih cepat, akan membuat bisnis BPR Lestari meledak.
Cari penderitaan yang ada di ‘pasar’, temukan cara mengatasi penderitaan itu. Tidak perlu sesuatu yang baru, cara lama diperbaiki menjadi lebih baik, lebih cepat atau lebih murah. Pilih salah satu atau salah dua, tidak perlu ketiga-ketiga-nya.
Inovasi tidak terjadi di laboratorium. Inovasi terjadi di pasar.
“Innovation happened in market place”, demikian kata Peter Drucker.
Inovasi bukan menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, itu invention.
We don’t have to re-invent the wheel.
Inovasi adalah sebuah disiplin yang bisa dipelajari oleh setiap orang, setiap pebisnis.
Cari ‘penderitaan’ yang ada di pasar, perbaiki cara yang sudah ada, terapkan continuous and never ending improvement, ATM (amati, tiru dan modifikasi) cara-cara yang dilakukan oleh orang lain, baik kompetitor di industry kita ataupun cara-cara yang dilakukan oleh pemain di industry lain. Dan kita siap ber-inovasi.
Di jalan bumbak dekat rumah saya, ada toko yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari. Saya sering belanja di sana, membeli magnum ice cream, soda dan potato chip. Tokonya besar, lebarnya hampir 15 meter. Parkirnya juga bagus. Namun tokonya sepi. Saya bilang sama kedua anak saya, harusnya tokonya dibagi 3 saja. Pertama buat berjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari, toko itu terlalu besar, jadi 1/3-nya saja cukup.
Kemudian raknya ditata lebih baik, glass windownya dibersihkan setiap hari supaya kinclong. Oh ya, lampunya ditambah agar lebih terang, terutama di malam hari.
Toko lainnya, disewakan saja buat orang yang berjualan buah-buahan, dengan konsep yang sama. Tokonya harus bersih, rapi tertata, kacanya bening dan lampunya terang. Dan toko yang satunya disewakan atau diusahakan buat berjualan roti.
Sekarang di lokasi usahanya itu, orang bisa belanja magnum ice cream, membeli buah dan roti sekaligus. Integrated.
Saya jamin omzet usaha tadi minimal 3 kali lipat dari usahanya sekarang.
Oh ya, kalau sekarang tutup jam 5 sore, perpanjang bukanya menjadi sampai jam 8-9 malam. Omzetnya pasti akan bertambah lagi.
That is innovation. That’s entrepreneurship.
Anak saya kebingungan. Mereka bilang, “bukan seperti itu yang diajarkan di sekolah”. Nah lho…
Leave a Comment