Home
Laporan Keuangan

Laporan Keuangan

Laporan Keuangan

Setelah jurnal atau catatan kas harian selesai, maka berangkat dari pencatatan tersebut semua unsur dalam laporan keuangan sudah bisa dibuat. Mulai dari neraca, rugi laba, sampai dengan laporan perubahan modal dan juga modal ditahan yang bisaanya diaplikasikan pada perseroan terbatas.

 

 

Neraca

Komponen neraca sebagaimana sudah dibahas sebelumnya, terdiri dari harta, utang dan modal. Neraca sebagaimana juga dengan laporan keuangan lainnya bisaanya dibuat pada penutupan sebuah periode pembukuan, apakah perbulan atau tahun. Dari 3 komponen tersebut, betuk laporan neraca disajikan dengan pembagian kolom atau kelompok terpisah antara harta yang disini akan disebut sebagai aktiva dengan utang dan modal yang disini akan disebut sebagai kelompok pasiva.

 

Pemahaman istilah aktiva dan pasiva ini sebenarnya sederhana, yakni dengan memandang harta sebagai hal yang positif dalam dinamika usaha sehingga disebut dengan aktif / aktiva tadi, sementara utang dan modal lebih berkonotasi dan bersifat sebaliknya sehingga disebut pasif atau pasiva.

 

Aktiva sendiri kemudian dibagi lagi dalam 2 klasifikasi, yakni :

Artikel 12 - Laporan Keuangan

Kelompok aktiva lancar diisi oleh semua komponen dalam harta, meliputi :

 

  • Kas
  • Piutang
  • Persediaan barang dagangan
  • Perlengkapan dan
  • Biaya-biaya yang dibayar dimuka [misalnya neraca yang dibuat sekarang adalah periode bulan Januari 2009, dan Anda mengalokasikan gaji karyawan untuk bulan Februari 2009, maka harus dicantumkan kedalam neraca bulan Januari, karena kas masih berupa uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan dan belum dibayarkan kepada karyawan sekalipun sudah dialokasikan secara administrasi]

 

Sementara aktiva tetap adalah sebagai berikut :

  • Kendaraan
  • Peralatan
  • Bangunan / Gedung dan
  • Tanah

 

Untuk pasiva yang terdiri dari utang dan modal juga memiliki komponen didalamnya, yakni :

Artikel 12 - 1

Yang termasuk dalam utang lancar adalah :

  • Utang dagang
  • Utang wesel
  • Utang pajak
  • Biaya-biaya yang masih harus dibayar [listrik, air, telp]

Sementara utang jangka panjang :

  • Utang hipotik
  • Utang obligasi
  • Utang jangka panjang lainnya

 

Bentuk Neraca

Laporan Neraca dapat disajikan dalam beberapa bentuk, namun yang paling umum adalah penyajian dalam bentuk vertikal dan horizontal.

 

Bentuk Vertikal

Artikel 12 - 2Artikel 12 - 3

Pada dasarnya kedua bentuk ini tidak ada perbedaan secara prinsip, namun memang tergantung pada bagaimana sebuah perusahaan lebih nyaman atas bentuk yang ada, seperti karena lebih mudah dibaca, atau karena memang lebih bisa diaplikasikan pada software keuangan yang dimiliki sebuah perusahaan dan lain-lain.

 

Saya merekomendasikan untuk menggunakan bentuk horizontal, karena bentuk ini bisa dipasangkan secara horizontal pada neraca untuk laporan bulan-bulan berikutnya. Secara teknis akan diperlihatkan pada bahasan berikutnya.

 

 

Melanjutkan ilustrasi pada usaha Rumah Cuci yang sudah selesai untuk persamaan akuntansi dan jurnal / catatan kas, maka berikut adalah laporan yang tinggal Anda ambil angka yang ada didalam catatan kas kedalam neraca. Berikut adalah neraca usaha Rumah Cuci Laundry yang diawali dari neraca awal terlebih dahulu :

 

Artikel 12 - 4

Diawal Anda memiliki modal sebesar Rp. 40 juta, dan setelah persiapan serta operasional usaha berjalan sepanjang bulan Januari, maka terjadi perubahan dimana ada penambahan perlengkapan, peralatan hingga penyusutan sehinga pada neraca akhir 31 Januari jumlah uang tunai yang Anda miliki menjadi Rp. 20.375.000 dimana total harta dan juga utang + modal perusahaan menjadi sebesar Rp. 40.233.000

 

 

Laba Rugi

Pada laba rugi yang juga merupakan laporan keuangan utama selain neraca, memberikan informasi yang lebih detil berkaitan dengan seberapa jauh aktifitas operasional usaha mendapatkan penghasilan dan berapa besar biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga nantinya akan terlihat apakah sebuah usaha tersebut mendapatkan laba atau rugi.

 

Penghasilan sendiri dibagi menjadi 2 berdasarkan sumbernya :

  • Usaha pokok, yakni hasil usaha dari penjualan jasa atau barang
  • Usaha sampingan, yakni penghasilan lain usaha seperti sewa, deviden, bunga depositi dll. Misalnya ada customer yang utang/kredit kepada Anda [piutang dagang] dimana untuk pembayarannya terhitung didalamnya bunga, maka bunga tersebut juga merupakan penghasilan bagi usaha.

 

Bentuk Laporan

Sama seperti neraca, rugi laba juga bisa disajikan dalam beberapa bentuk, namun yang paling umum adalah bentuk tunggal dan majemuk.

Artikel 12 - 5

Artikel 12 - 6

Perbedaan kedua bentuk ini hanya pada detil informasi yang disampaikan didalamnya, jika bentuk tunggal lebih sederhana dengan mengakumulasikan semua pendapatan dan semua biaya, sementara bentuk majemuk memberikan detil apa saja pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.

 

Berikut adalah laporan laba rugi usaha Rumah Cuci Laundry sebagai lanjutan dari laporan keuangan :

Artikel 12 - 7 Artikel 12 - 8

 

Laporan Perubahan Modal

Setelah mengetahui laba bersih yang didapatkan usaha, maka laporan keuangan selanjutnya adalah perubahan modal. Disini kita akan melihat perbandingan investasi usaha diawal sebelum usaha beroperasi dengan setelah usaha berjalan.

Artikel 12 - 9

Terdapat Rp. 233.000 penambahan dalam modal, pada perusahaan perseroan terbatas masih terdapat 1 laporan lagi yakni pendapatan yang ditahan, dimana deviden-deviden ditambahkan dengan pendapatan bersih. Namun dalam usaha bukan PT sekalipun, Saya tetap sarankan Anda untuk memiliki modal ditahan, karena laju inflasi akan terus mengakibatkan perubahan-perubahan dalam harga baik persediaan, perlengkapan atau pengeluaran-pengeluaran lain yang bisa terjadi nanti. Karenanya memiliki laba ditahan sebagai cadangan modal akan sangat berguna. Seperti laporan diatas, tambahan modal yang Anda miliki adalah Rp. 233.000 yang lebih baik untuk dimasukkan

Leave a Comment

*

*